Jumat, 25 Mei 2012

Bulan kembali menampakkan dirinya
Dan perlahan aku mulai tersadar ayah tak juga pulang
Aku terlelap menunggunya pulang kerumah
Ketika ku terbangun, ayah sudah berangkat bekerja untuk mencari kepingan uang
Ayah maafkan aku yang terlalu banyak meminta tanpa pernah memberi
Ayah, mungkin aku hanya menjadi beban dipunggungmu
Bukan maksudku untuk memeras segala keringat dan tenagamu agar bisa melihatku bahagia
Rambut putih itu perlahan muncul diantara rambut hitammu itu
Ayah, aku tahu kau tak sekuat dan tak segagah dulu
Tapi kau masih terus mencari kepingan demi kepingan uang hingga tak kenal waktu
Ayah, ku yakin tak ada kata lelah dan menyerah dalam hidupmu untuk menghidupiku
Seandainya engkau tahu yah, aku sangat rindu padamu
Aku rindu saat engkau memarahiku, memelukku dan menasehatiku
Aku masih ingin dimanja olehmu
Ayah kau lelaki yang hebat
Kau mampu menutupi segala cobaan yang tengah menghadapimu dari pandanganku
Kau mampu menahan air mata kesedihanmu dari diriku
Ayah aku tahu sebenarnya kau sudah lelah bekerja
Biarlah suatu saat nanti aku yang menggantikanmu
Aku yang akan membahagiakanmu, aku yang akan menghidupimu dan merawatmu
Aku harap aku bisa membuat ayah bangga, melihat senyum yang terlukis diwajahmu kelak
Tuhan, tolong jagalah ayahku dimanapun ia berada
Mudahkanlah segala urusannya
Berikanlah jalan keluar dari segala masalahnya
Terima kasih Engkau telah memberikanku ayah yang hebat untukku
Ayah, tenanglah aku masih gadis kecilmu seperti dulu yang masih haus kasih sayang darimu (:

karya:ida mutch









Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam


Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku

Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga
ibu
tlah kau hujamkan matamu
tuk menentang sang surya
tlah kau hentakan kakimu
tuk menindas bumi
tlah kau mantapkan hatimu
tuk taklukan sang waktu

ibu
tlah kau luangkan begitu banyak waktu
hanya tuk menjaga ku
tlah kau hempaskan kepentingan mu
hanya tuk mengurusku

ibu.
remuk hati ini......melihat mu menangis
hancur raga ini melihatmu terluka
mati raga ini bila kau tiada

Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas

Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu
 
karya:mayang sari
Mimpi Semalam
Pada gelap kemarin, terselip senyum menawan yang indah
Lama tak nampak..
Menawan mengambang disana..
Jelas..
Juga mata yang purnama..
Senda tawa juga, masih sama..
Seperti waktu dulu, seperti ketika ak benar benar berseblahan dg dia..
Dia ak sebut purnama..
Dia ak sebut..
Pada tidur sebelum hari ini, mimpi menjemputku..
Membawa ak bertemu purnama..
Purnama ketika itu bersama Mia..
menjemputku hingga perlahan..
Hangat..
Tapi tak lama..
Ak pulang..
Ak dihantar mimpi, dijemput pagi..
Terenyuh seluruh isi hati..
Dia tak mampu ku sentuh


Asa masih mneggantung
Kurelakan engkau purnama..

Karya:mayang eka

Garis Hidupku
Kutertunduk lemah dengan segala impian
Jalan takdirku akan segera terlihat
Akankah datang tetesan air mata kebahagiaan
Atau malah seribu kepahitan yang mendera
Lantunan doa mengiringi langkahku
Rebahkan tangan dan sujudku padaMu
Izinkan Tuhan kuraih cita – citaku
Ulurkan segala ridho untuk jalan hidupku
Akukan terus yakin
Bahwa akukan dapatkan sesuatu yang terbaik
Demi masaku dihari nanti
Yang tak pasti kuketahui
Namun akukan selalu bersyukur
Tuk jalani garis hidupku
Yang telah tertulis dan pasti terjadi

by : Rifky Nur Ahdini
Sang mantan

ketika ku lalui hari-hari bersamamu
Tawa dan canda terlukis di bibirku
Semua cerita tentangmu begitu indah bagiku
Indah rasanya ketika ku miliki dirimu
Indah rasanya
Kini…
Semua tinggal kenangan
Kenangan yang takkan terulang
Kenangan yang takkan kembali
Kau pergi tinggalkan aku
Karena kebodohan ku
Kata maaf tak dapat mengembalikanmu
Kata maaf tak dapat mengulang waktu
Kata maaf tak dapat mengetuk pintu hatimu
Kata maaf tak dapat mengembalikan kepercayaanmu
Harapan akan selalu tergantung dalam diriku
Harapan untuk memilikimu kembali
Walau semua semu
Dan takkan terjadi
Aku mencintaimu dengan setulus aku
Takkan pernah terhapus sedikitpun kenangan saat bersamamu
Walau kau takkan termiliki lagi oleh ku
Namun kau adalah kenangan terindah bagi ku

 oleh: Umii Kulsum
Ibu

Tak henti – hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki sosok ibu sepertimu
Kau rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku kedunia ini
Rela menjagaku selama 9bln meski masih dalam kandungan
Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan mendidikku
Ibu.. Kasih sayangmu tak kan bertepi
Kepedulianmu selalu di hati
Kau pelipur lara yang kan abadi
Jiwaku hilang jika tanpamu
Baktiku hanya untukmu
Ketulusan hatiku kan ku lakukan hanya untuk membuatmu tersenyum
Meski lakuku selalu membuatmu sedih
Namun kau selalu mendoakan ku dalam setiap doa yang kau panjatkan
Kasih sayangmu tak kan bisa di bayar dengan uang
Kehadiranmu tak kan bisa di gantikan
Kebahagiaanmu adalah obat untuk langkah hidupku
Ibu.. kau selalu mengajarkan kebaikan untukku
Kau selalu mengingatkan ku jika ku berlaku dan berucap salah
Belaian kasihmu mampu mendamaikan hatiku
Terima kasih atas semua yang telah kau berikan pada malaikat kecilmu ini
Selamat hari ibu
Semoga Tuhan selalu menjaga ibu

by : Rifky Nur Ahdini
Sahabat
Sahabat
Walau kini kita tak slalu bersama
Aku ingin kita selalu dekat
Sahabat
Walau kini kita jauh
Aku ingin kita saling menghubungi
Sahabat
Kau tau betapa berharganya dirimu?
Kau lebih berharga dari sebongkah emas
Sahabat
Kau tau kenapa?
Karena mencari seorang sahabat seperti kau bukanlah hal yang gampang
Sahabat
Kini ku ucapkan “Aku akan selalu menjadi sahabatmu”
Kini kau ucap juga di sana :)

Karya:Aliyah istikomah
CERITA TENTANG CINTA PERTAMA KU.
Kenangan-kenangan akan cinta pertama akan tetap tinggal di sana, dan tampaknya belum mau pergi…
Ah, apa yang lebih menyenangkan dari membahas sesuatu yang bersifat merah jambu? Tiba-tiba saja, saya kembali menyukainya, padahal saya sudah lewat dua tahun dari kepala dua! Sudah tidak pantas rasanya membahas sesuatu yang acap terjadi pada masa penuh badai alias remaja. Saya sedang galau tampaknya, kalau meminjam istilah anak muda sekarang.
Malam itu, saya dan teman-teman SMA pergi menuju studio foto. Biasalah, acara kumpul-kumpul selalu dianggap belum lengkap tanpa memasang gaya ter-oke untuk kemudian, jepret. Saya sudah melihat sosoknya beberapa meter sebelum sampai lokasi, ia sedang di parkiran studio foto, bersiap pergi. Widiww… ada dia, bo! Sudah lama memang kami tidak bertemu. Kabar yang saya tahu, dia sudah lulus kuliah di politeknik, dan sudah bepergian ke beberapa kota dalam rangka bekerja. Beberapa bulan lalu ia juga sempat mengubungi minta dicarikan kamar kosan untuk adiknya yang kini kuliah di UPI. Well, episode-episode masa lalu itu langsung terpapar.
Kawan, ia adalah seseorang yang di masa putih-biru sempat membuat jantung saya kembang-kempis. Hahaha, silakan tertawa! Sayapun sebenarnya ingin tertawa saat ini-dan memang saya tertawa! Maka, saya mencuri-curi waktu untuk menulis cerita yang tidak penting ini, sekedar ingin membaginya denganmu, kawan.
Kalau dulu kau mengenal saya, mungkin kau akan tertawa, sama seperti apa yang dilakukan teman-teman SMP saya. Dulu saya terkenal galak sekaligus cengeng. Sebagai ketua kelas selama hampir tiga tahun, rasanya tak pernah terlewat satu haripun tanpa marah-marah di depan kelas yang dilanjutkan dengan rasa lelah setelah marah-marah, dan diakhiri dengan curhatan yang dilakukan dengan hampir terisak. Ckck, saya sendiri tak percaya dulu saya seperti itu, kalau teman-teman SMP tidak menceritakannya kembali pada saya, parahnya sambil tertawa terbahak-bahak. Saya percaya dulu saya seperti itik buruk rupa (kalau sekarang? Setidaknya saya mensyukuri), dengan jerawat di sana-sini dan wajah yang sangat berminyak. Rambut yang ditata sekenanya, cara berjalan yang tidak feminim, rok yang melebihi lutut… ah, seandainya sayapun mendapat nilai yang jelek dan bukan adik dari ketua OSIS sebelumnya, mungkin saya juga tidak akan menjadi anak yang beken dan menjadi ketua kelas berturut-turut.
Mungkin karena alasan itulah, mengapa tak ada seorang teman laki-lakipun yang menaruh hati pada saya. Mungkin karena fisik saya yang kalah jauh dengan teman-teman perempuan lain, mungkin pula lantaran saya galak jadi mereka takut. Tapi saya mensyukurinya, apalagi setelah menggunakan jilbab di akhir masa putih-biru. Saya memang tak memikirkan untuk punya pacar.
Lalu sosok itu hadir begitu saja, tiba-tiba dan tanpa permisi mengganggu hari-hari saya. Ah, dia memang pengganggu dengan segenap tingkah laku jahilnya pada saya. Katanya, ia ingin seperti Indra atau Tyo, sahabat-sahabat saya, yang memang karena dekatnya sering mengganggui saya. Saya tak pernah menggubris orang ini, tak pernah menjadi teman apalagi sahabat. Tidak. Tapi ia hadir di sana, di hati saya, bertahun-tahun. Tuhan, terima kasih tak pernah membiarkan saya mengenalnya, tak pernah membiarkan saya terlibat pembicaraan dengannya karena yang saya tahu ia menyimpan rasa itu pada saya sampai SMA. Lantaran saya yang tidak bisa bersikap manis, atau belajar terbuka terhadapnya, pada akhirnya ia memiliki pacar.
Saya lega sekali saat itu. Harusnya, saya menyesali atau setidaknya merutukki diri saya sendiri karena tak pernah mau mencoba memiliki pasangan. Tapi, perasaan akan kesadaran bahwa ada seseorang yang membuat kehadiran saya bermakna, rasanya sudah cukup bagi saya. Lebih dari cukup bahkan.
Agak berlebihan memang kalau saya menuliskan tentang ini. Namun rasanya, ketika saya memutuskan untuk menulis, sudah tak ada lagi beban perasaan yang bergelayut. Dulu memang lelaki itu sempat singgah beberapa lama di sana, di satu ruang yang apik tak pernah diketahui orang lain. Dulu memang, jantung saya kembang kempis meskipun hanya melihat sosoknya dari jauh. Dulu memang  saya sempat mengagumi sosoknya yang rajin ke masjid, meskipun bukan anak rohis ataupun setipe  dengan istilah ikhwan yang saya tahu sekarang. Ia hanya anak biasa, hanya saja memiliki minat lebih pada olahraga basket. Ia hanya anak biasa yang memiliki geng seperti remaja ‘nanggung’ lain. Ia hanya anak biasa yang nilai-nilai pelajarannya rata-rata. Tapi saya menaruh simpati pada kebiasaannya shalat di masjid dan menaruh hormat pada orang tuanya.
Ah, sekarang saya justru ingin menertawai diri saya sendiri kalau mengingatnya. Kalau mengingat betapa kami dulu sama-sama saling memendam rasa dan tak pernah coba mengungkapkannya, baik dalam ucapan maupun tingkah laku. Ya, mungkin hanya sebatas itu saja yang bisa kami lakukan.
Hm, kenangan-kenangan akan culunnya masa-masa sekolah menengah saya muncul malam itu, ketika saya kembali bertemu dengannya. Namun tak seperti dahulu, saya menyapanya dan berbasa-basi sedikit. Pada akhirnya, kami memang berteman saja dan itu membuat segalanya lebih baik. Dan perasaan itu sudah tersimpan jauh di sana, kalaupun muncul, itu bukan lagi dalam balutan sensasi merah jambu.
Membawa peti dari malaka
Berisi pakaian si anak raja
Kalau hati sudah merasa suka
Semua keadaan indah di mata

Pohon selasih tumbuh melata
Tumbuh perdu jauh di sana
Sepasang kasih mabuk bercinta
Siang merindu malam merana

Beribu-ribu pohon beringin
hanya satu si pohon randu
saat malam terasa dingin
hanya wajahmu yang aku rindu

Jumat, 04 Mei 2012


Putus Cinta

Ingin aku menahanmu
Tapi aku tahu aku tak akan bisa menahan jalanmu
Bahkan sekalipun kita terikat
Kita akan selalu berpisah
Karena jalan kita memang berbeda
Jadi kulepas kamu dalam tangisku

Aku tahu
Kamu pun terluka sepertiku
Tapi aku tak bisa bertahan lagi
Meski perasaan ini selalu menjebakku

Kini hanya ada bayanganmu
Bayanganmu yang selalu hadir di depanku
Menghadirkan kenangan suka duka
Kenangan yang tak pernah bisa kuhapus
Seakan terpatri dihatiku

Kadang aku benci mengakuinya
Meski kita berpisah
Hatiku tak bisa lepas darimu
Aku pun benci bertanya dalam hati “apakah kamu juga sama?”

Kini kita baik-baik saja
Tak ada benci
Mungkin kamu pun tak ada rasa lagi
Ada satu hal yang tak berubah
by : melo oplover



Rasa Rindu ku
kau mengajari ku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
merengkuh rasa takut tanpa perlu susut
ku terdiam dan terbangun dari ilusi
namun aku tak memilih untuk pergi

aku merindukan mu
disaat aku merasakan kesepian
aku merindukan mu ketika
aku terbangun dari ilusi ku
aku merindukanmu ketika
aku teringat akan sapa lembut mu
by : neiv cha


Ketulusan hati
Sentuhan warna mu berikan keindahan
Sejuta pesona terlihat walau tak pernah terucap
Bagai malam nan elok saat semua terangkai

Di dalam sebuah mimpi
Hingga tiada rasa letih
Ketika ku terbangun dari lelap tidur ku
Seketika pula teringat sebuah senyuman
Yang setia menemani disetiap benak ku
Mesti nanti senja kan mengikis asa ku

Namun tak akan buat ku beralih
Untuk selalu ada bersama
sebuah ketulusan
Di atas ketangguhan hati
by : neiv cha


Tatapan matamu 
Matamu memberikan pancaran cahaya yang indah
Mata mu adalah mata yang paling indah yang pernah ku lihat
Sinar matamu membuat hati ku menjadi tenang

Tatapan mata mu mampu menembus dinding serta relung hatiku
Sorot matamu mampu mengalihkan setiap pandangan ku
Mata mu membuat ku merasakan sesuatu

Sesuatu yang tak dapat ku ungkapkan dengan kata
Hanya dengan selembar kertas dan sebuah tinta hitam
Ku mampu untuk mengungkapkan segala rasa yang ada di dalam hati ku


by : neiv cha


Senyummu Terlintas di benakku akan senyum manis mu Terukir senyummu di khayal ku seakan engkau berada di depanku Senyum mu begitu memukau hati Aku terhanyut dalam senyum manismu Senyum mu memberiku rasa yang berbeda Rasa yang membuat hari-hari ku menjadi bermakna senyum mu seakan tak terlewatkan dalam setiap detik waktu yang ku lalui dalam setiap ingatan yang ku bayangkan karena engkau adalah senyum terindah ku by : neiv cha

PELANGI KEHIDUPAN
                  
                   Aku terjatuh disaat
              Dimana teman-teman ku
              Telah dapatkan sesuatu
Aku ingin seperti mereka
                                                                         
Karna aku ingin
              Kebahagian yang sama
              Yang mereka alami
Tapi tuhan telah memberikan
             
Kita takdir masing-masing
              Dan aku sadari itu semua
Karna kita masih banyak
              Pelangi kehidupan yang lain
             
Aku tak kan menyesal dan
              Aku akan selalu menemukaan
              Pelangi kehidupan itu.

karya:sri hartati